Tips Mencegah Asam Urat Tinggi saat Lebaran

Tips Mencegah Asam Urat Tinggi saat Lebaran
Credit: Freepik

Bagikan :


Apa menu makanan favorit Anda di saat lebaran? Hidangan lebaran umumnya menggunakan bahan utama daging merah yang diolah menjadi masakan rendang, gulai, sate, dan lain-lain. Di balik kelezatan menu-menu lebaran, ternyata menyantap makanan tersebut secara berlebihan dapat memicu naiknya asam urat yang menyebabkan nyeri di persendian.

 

Apa Itu Penyakit Asam Urat?

Asam urat merupakan hasil metabolisme senyawa purin yang terdapat dalam makanan. Dalam jumlah normal, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan melalui urine. Namun pada kondisi tertentu, terdapat gangguan pada metabolisme purin atau pembuangan asam urat dari tubuh, sehingga asam urat meningkat di dalam darah. Asam urat yang meningkat juga bisa mengkristal di persendian dan menyebabkan nyeri. Nyeri inilah yang dikenal dengan artritis gout.

Salah satu faktor risiko penyakit asam urat adalah mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan minuman tinggi gula. Menu tersebut banyak dijumpai sebagai hidangan lebaran sehingga Anda perlu mewaspadai risiko terkena penyakit asam urat saat lebaran.

Baca juga: Sama-Sama Nyeri Sendi, Ini Beda Rematik dan Asam Urat

 

Tips Mencegah Asam Urat Kambuh saat Lebaran

Anda tentu tidak ingin momen lebaran terganggu karena asam urat kambuh. Untuk menghindarinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

1. Mengurangi Makanan yang Tinggi Purin

Makanan yang tinggi purin merupakan salah satu penyebab utama naiknya asam urat. Saat lebaran, makanan yang perlu Anda hindari agar asam urat tidak kambuh di antaranya:

  • Daging merah seperti daging sapi dan kambing
  • Jeroan seperti lidah, hati, jantung, ampela, lidah dan otak
  • Makanan laut seperti teri, kerang, tuna, ikan herring, sarden

Bagi Anda yang memiliki riwayat asam urat, sebaiknya membatasi konsumsi makanan tersebut dan memperbanyak makanan yang rendah purin seperti buah-buahan dan sayuran segar, kentang, dan telur.

Baca juga: 7 Makanan Pantangan untuk Penderita Asam Urat

2. Turunkan Berat Badan

Berat badan berlebih dapat meningkatkan asam urat di tubuh, dari penelitian ditemukan bahwa orang-orang dengan obesitas yang memiliki banyak lemak perut dikaitkan dengan produksi asam urat berlebihan. Penurunan berat badan khususnya menghilangkan lemak perut berhubungan dengan penurunan kadar asam urat di darah. Anda juga perlu mengurangi makanan berlemak khususnya yang tinggi lemak jenuh. Makanan berlemak tinggi yang perlu dibatasi antara lain makanan bersantan, makanan yang digoreng dengan banyak minyak dan olahan daging berlemak.

3. Kurangi Makanan dan Minuman Tinggi Gula

Menu lebaran lainnya yang perlu Anda batasi konsumsinya adalah makanan dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi. Meski hidangan tersebut tidak mengandung purin, namun kelebihan fruktosa dalam tubuh akan meningkatkan purin yang dapat memicu asam urat.

4. Minum Air Putih yang Cukup

Konsumsi air yang cukup memegang peranan penting dalam pencegahan penyakit asam urat. Minum air dapat membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh sehingga mencegah pembentukan kristal asam urat. Agar tubuh tidak mengalami dehidrasi, penting untuk minum air 8 gelas per hari terutama jika Anda banyak mengonsumsi makanan berlemak di saat lebaran.

5. Minum Obat yang Diresepkan

Apabila Anda memiliki riwayat penyakit asam urat dan mendapat obat yang diresepkan dokter, maka sebaiknya minum obat seusai anjuran dokter. Hindari minum obat sembarangan di luar rekomendasi dokter karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

 

Beragam hidangan lebaran memang menggoda selera di saat berkumpul dengan keluarga. Namun jika Anda memiliki penyakit asam urat maka sebaiknya batasi konsumsi makanan dan minuman yang memicu naiknya asam urat. Apabila asam urat kambuh, segera konsumsi obat yang diresepkan dan periksakan ke dokter jika nyeri sendi tak kunjung membaik.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 14 Mei 2024 | 04:28